Sabtu, 24 September 2011
Rongsokan Satelit Akan Jatuh 23 September
Upper Atmosphere Research Satellite (UARS), diluncurkan September 1991 menggunakan pesawat ulang alik Discovery.
Badan antariksa AS, NASA, memberikan peringatan bahwa satelit The Upper Atmosphere Research Satellite (UARS) yang sudah mati akan jatuh ke bumi dalam enam minggu ke depan ini. Kendati begitu, NASA belum bisa memprediksi tanggal yang tepat mengenai jatuhnya satelit ini.UARS adalah satelit yang diluncurkan pada 15 September 1991 oleh pesawat luar angkasa Discovery dan diperkirakan masuk bumi pada akhir bulan ini atau awal Oktober mendatang. Satelit ini sudah tidak berfungsi sejak 14 Desember 2005 dan pada dasarnya didesain untuk misi selama tiga tahun.
Satelit ini memiliki panjang 11 meter dan diameter mencapai 4,5 meter. Seperti dikutip dari TG Daily, meski satelit ini akan menjadi potongan-potongan terpisah saat masuk ke bumi, tidak semua bagian terbakar di atmosfer. UARS mengandung senyawa kimia. Sejauh ini, UARS diprediksi akan jatuh antara Kanad dan Amerika Selatan.
Risiko menyangkut keselamatan publik dan beberapa bangunan yang mungkin terkena reruntuhan dari UARS sangat tinggi. NASA mengimbau agar pihak-pihak yang menemukan potongan satelit dari ruang angkasa ini menghindar. Semua pihak pun diminta proaktif melaporkan kepada yang berwajib jika menemukan potongannya.
Data terbaru menunjukkan, UARS mengorbit 155 sampai 280 kilometer dengan kemiringan 57 derajat ke arah khatulistiwa. NASA memperkirakan bangkai satelit ini akan mendarat pada suatu tempat antara 57 derajat khatulistiwa ke arah selatan dan 57 derajat ke arah utara.
Apabila benda ini tidak terbakar di atmosfer, akan menimbulkan kerusakan dan kehancuran yang sangat parah terhadap beberapa bangunan di bumi.
Satelit yang telah berusia 20 tahun bernama Upper Atmosphere Research Satelite (UARS) akan jatuh ke Bumi pada minggu depan. Sejauh ini NASA belum tahu persis di mana satelit yang diluncurkan oleh pesawat ulang alik Discovery dan bertugas meneliti lapisan ozon serta temperatur stratosfer ini akan jatuh.
"Waktu satelit memasuki atmosfer Bumi diperkirakan pada 23 September mendatang, plus minus sehari. Waktu reentry ini maju sebab adanya peningkatan aktivitas Matahari yang dimulai sejak minggu ini," demikian keterangan NASA di situs webnya, Jumat lalu, seperti dikutip kantor berita AFP, Sabtu (17/9/2011).
NASA menekankan bahwa risiko kerusakan dan korban jiwa akibat jatuhnya satelit tersebut akan sangat kecil. Sepanjang sejarah, belum ada catatan adanya kerusakan akibat satelit atau wahana antariksa yang kembali memasuki Bumi. NASA juga menerangkan, sebagian besar, tetapi tidak semua, komponen satelit tersebut akan terbakar di atmosfer.
UARS bisa jatuh di rentang wilayah 57 derajat lintang utara hingga 57 derajat lintang selatan, lebih kurang dari wilayah Kanada hingga Amerika Selatan. Prediksi tepat tempat jatuhnya satelit itu baru bisa dilakukan saat satelit yang dikirim pada tahun 1991 tersebut sudah memasuki atmosfer Bumi.
"Tidak mungkin untuk menentukan wilayah di mana rongsokan satelit itu akan jatuh, tapi NASA memperkirakan bahwa jejak rongsokan dapat ditemukan di rentang wilayah sepanjang 800 km," demikian keterangan NASA selanjutnya.
Siapa pun yang menemukan rongsokan satelit ini diminta tidak memegangnya, tetapi langsung melaporkan ke badan terkait.
UARS adalah satelit berukuran 3 x 10 meter dan memiliki berat 5.900 kg. Satelit ini memiliki 10 instrumen yang berfungsi untuk mengukur angin, temperatur, serta meneliti kimia ozon dan kontribusi energi dari Matahari. Satelit ini resmi dinonfungsikan pada tahun 2005 lalu.
sumber KOMPAS.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar