SAMBUTAN

Sabtu, 26 November 2011

Bahaya Monsanto

  • Sejuta Usaha Monsanto untuk Menghancurkan Semua Benih Alami

    08/03/2009 in Customer Alert, Kontroversial, Perpustakaan | Tags: Customer Alert, Kontroversial, Perpustakaan, Seputar Indonesia

    37seedling“Sejuta” usaha telah dilakukan oleh Monsanto untuk menghancurkan semua benih alami supaya benih buatannya sajalah yang dipakai di SELURUH DUNIA! Monsanto seringkali mengkontaminasi perkebunan, memalsukan sampel lab dari tanah yang sedang dikaji, dan juga berkali-kali menuntut di pengadilan untuk bisa mengambil hak panen para petani. Salah satu kejahatan Monsanto di Indonesia adalah menyuap pemerintah dengan uang sejumlah 50 ribu dollar di tahun 2002.

    Disamping itu, Monsanto mengambil langkah-langkah yang mencegah para petani dan pihak lainnya memiliki akses untuk membeli, mengumpulkan, dan menyimpan benih alami:

    * Monsanto membeli perusahaan-perusahaan benih alami disepanjang Midwest Amerika.
    * Mereka membuat perundangan Monsanto tentang benih dan menerapkannya ke daerah-daerah yang mereka kuasai supaya kepemilikan benih alami menjadi susah dan mustahil.
    * Monsanto memaksakan perundangan untuk supaya para petani tidak bisa menolak penggantian benih alami dengan benih GEF dalam lahan mereka.
    * Monsanto mempengaruhi FDA (BPOM-nya Amerika) untuk mengeluarkan perundangan yang melarang petani memiliki peralatan pembersih benih alami karena peralatan tersebut “diasumsikan” sebagai sumber pencemaran benih.

    Disamping itu, para petani yang membeli benih Monsanto perlu menandatangani surat perjanjian untuk tidak menyimpan dan menjual benih buatan mereka ke petani lainnya. Sebagai hasilnya, para petani harus membeli benih baru tiap tahunnya dan mereka harus membelinya dari Monsanto.



    Bahaya Dibalik Sumber Makanan Buatan

    Kemajuan teknologi telah merambah sumber makanan kita seperti misalnya padi, jagung, kentang, kedelai, dll. Benih dari sumber makanan ini telah dimodifikasi secara genetika sehingga bisa menghasilkan benih yang “katanya” sebagai benih unggul karena bisa tumbuh dengan cepat dan dengan hasil panen yang berlimpah. Perusahaan raksasa yang menerapkan teknologi sumber makanan buatan serta menjualnya adalah Monsanto dan Novartis.

    Walaupun diklaim sebagai benih unggul, pada kenyataannya, sumber makanan buatan ini atau yang disebut sebagai Genetically Engineered Food (GEF).tetaplah jauh dari sempurna dibandingkan sumber makanan asli ciptaan Tuhan. Dan tragisnya adalah GEF membahayakan kesehatan bagi yang mengkonsumsinya. Beberapa bahaya GEF adalah:

    * Memiliki efek racun pada tubuh kita.
    * Meningkatkan resiko kanker.
    * Menyebabkan alergi makanan.
    * Kandungan nutrisinya tidak lengkap dan tidak sempurna.
    * Membuat bakteri merugikan menjadi kebal terhadap obat antibiotik.
    * Menciptakan “polusi genetika” karena gen modifikasi dari GEF bercampur dengan gen alami manusia maupun hewan yang mengkonsumsinya.
    * Mengakibatkan kemandulan dan kematian bagi serangga, burung, dan hewan menguntungkan lainnya setelah mereka mengkonsumsi GEF.
    * Menciptakan hama jenis baru yang lebih kebal terhadap herbisida atau pestisida.
    * Menciptakan virus dan bakteri baru yang bermutasi dalam GEF.
    * Dan lain-lain.

    Ketika Anda berbelanja di supermarket atau toko penyedia sembako lainnya, berhati-hatilah untuk supaya tidak membeli sumber makanan buatan atau GEF.



    Link referensi:

    http://survivingthemiddleclasscrash.wordpress.com/2009/02/05/the-multiple-ways-monsanto-is-putting-normal-seeds-out-of-reach/

    http://articles.mercola.com/sites/articles/archive/2009/03/07/Monsantos-Many-Attempts-to-Destroy-All-Seeds-but-Their-Own.aspx

    http://articles.mercola.com/sites/articles/archive/2000/12/03/ge-food-part-one.aspx

    http://www.corpwatch.org/article.php?id=11352
    Monsanto, Korupsi, dan Tragedi Lingkungan

  • Oleh : Syaefudin Simon


    Monsanto perusahan raksasa yang memproduksi produk-produk kimia
    (pestisida, kosmetik, bahan kimia industri) dan benih rekayasa genetik
    (genetically modified organism/GMO) asal Amerika Serikat kembali mendapat
    sorotan dunia.

    Pers Amerika awal Januari 2005 mengekspose pengakuan Monsanto bahwa
    pihaknya melalui anak perusahaannya di Jakarta, PT Monagro Kimia - telah
    menyuap 140 pejabat tinggi Indonesia untuk meloloskan produknya (benih kapas
    GMO, pestisida merk Roundup, Polaris, dan Spark) di Indonesia sebesar 700.000
    dolar AS (Rp 6,5 miliar) sejak tahun 1997 sampai 2002. Pengakuan Monsanto
    keluar setelah perusahaan tersebut melakukan audit internal atas permintaan
    Departemen Kehakiman dan Badan Pengawas Pasar Modal AS.

    Pengakuan Monsanto itu langsung bikin geger nasional. Sejumlah pejabat
    dan mantan pejabat yang diduga menerima suap langsung membantahnya. Tidak apa.
    Di mana sih ada maling yang mau mengaku? Yang jelas Komisi Pemberantasan Tindak
    Pidana Korupsi (KPTPK) seperti mendapat durian runtuh. Mereka sebenarnya
    tinggal menguliti ''hidangan korupsi'' yang telah disuguhkan Departemen
    Kehakiman AS itu. Tak usah repot melacak dan mencari data siapa penyuap dan
    siapa yang menerima suap. Pihak Monsanto telah membeberkannya.

    Melebar
    Persoalannya, sejauh manakah keberanian KPK untuk mengusut tuntas kasus
    tersebut? Soalnya bukan perkara mudah mengusut 140 pejabat Indonesi sebagian
    besar diduga dari Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, Departemen Pertanian,
    dan Bappenas yang terindikasi menerima suap Monsanto. Apalagi jika masalahnya
    kemudian melebar lagi ke daerah. Bukankah PT Monagro Kimia juga menyuap
    sejumlah pejabat daerah yang wilayahnya menjadi contoh penanaman kapas
    transgenik produk Monsanto.

    Sekadar informasi, kapas transgenik itu pada tahun 2001 ditanam di enam
    kabupaten di Sulawesi Selatan: Soppeng, Wajo, Takalar, Bantaeng, Bulukumba, dan
    Gowa. Sesuai SK Menteri Pertanian saat itu, pemerintah menyiapkan lahan 10.000
    hektar untuk penanaman kapas transgenik tersebut. Bila hasilnya bagus, kata
    Kepala Dinas Perkebunan Sulsel A Makkarasang waktu itu, pihaknya akan menambah
    25.000 hektar lagi untuk perluasan penanaman kapas transgenik. Saat itu, pihak
    Monsanto menyatakan bibit kapas transgenik (GMO) tersebut punya keunggulan
    dibanding bibit kapas konvensional yaitu tahan terhadap hama ulat yang menjadi
    momok para petani kapas di Sulawesi.

    Dari gambaran di atas, betapa banyaknya pejabat yang terlibat kasus
    Monsanto. Jika sampai ke pengadilan, niscaya kasusnya akan makin melebar lagi.
    Maklum, biasanya para koruptor tidak ingin masuk penjara sendirian. Mereka
    mengajak pelbagai pihak yang akomodatif untuk bisa menikmati hasil korupsinya.
    Harapannya, pihak-pihak yang diajak itu akan dapat meringankan hukumannya bila
    kasusnya terbongkar. Lantas, siapa yang paling bisa meringankan hukuman, bahkan
    membebaskannya?

    Biasanya pejabat yang punya kedudukan strategis yang bisa mendikte hukum.
    Niscaya Anda tahu siapa-siapa mereka. Itulah yang akan menyulitkan KPTPK dalam
    penyelidikannya. Beranikah KPTPK menguliti kasus korupsi Monsanto sampai ke
    akar-akarnya? Pertanyaan ini layak kita ajukan karena bukan tidak mungkin,
    seperti yang sudah-sudah, KPTPK hanya mencari kambing hitam. Sang raja
    korupsinya justru aman!

    Tradisi TNC
    Sebagai perusahaan raksasa trannational corporation (TNC), Monsanto sudah
    lama terkenal karena kemampuan lobi-lobinya untuk meloloskan produk-produknya
    di luar negeri, khususnya di negara-negara berkembang. Keberhasilan lobi-lobi
    tersebut karena Monsanto tidak hanya mampu menebar uang ke berbagai pihak yang
    mempunyai kekuasaan untuk meloloskan produk-produknya di negara sasaran, tapi
    juga karena Monsanto mempunyai pelobi-pelobi handal yang notabene merupakan
    pejabat tinggi bahkan pembantu presiden di Washington.

    Cara memperkuat lobi Monsanto di AS dan mancanegara sama seperti apa yang
    dilakukan konglomerat Indonesia. Untuk melancarkan bisnisnya, sebagai contoh,
    Monsanto merekrut pejabat tinggi sebagai salah seorang dewan komisaris atau
    dewan direkturnya. Tujuannya jelas untuk memperkuat lobi-lobinya dalam memasuki
    pasar di dalam maupun luar negeri. Sampai saat ini, misalnya, Monsanto masih
    menjadikan Donald Rumsfeld, menteri pertahanan AS, untuk menjabat dewan
    direktur dari divisi farmasi perusahaan itu. Bahkan, mantan jaksa Agung AS,
    Clearence Thomas pernah tercatat sebagai salah seorang pengacara Monsanto.
    Begitu juga mantan menteri pertanian, Anne Veneman, tercatat sebagai salah
    seorang dewan direkur Monsanto.

    Ibarat kata, organisasi pemerintahan Monsanto seperti ''negara'' dalam
    ''negara'' di AS sana. Tak heran jika negara-negara berkembang seperti
    Indonesia, Thailand, Filipina, dan India misalnya tak sanggup membendung
    lobi-lobi Monsanto. Maklumlah, jika Monsanto gagal melobi di tingkat kepala
    daerah, pejabat, dan menteri, maka dengan kekuatan lobinya, dia bisa meminta
    Washington melobi presiden negara sasaran. Kebiasaan itu sering dirasakan
    negara-negara berkembang.

    Ingat ketika Dubes AS Ralph L Boyce tahun lalu datang ke Presiden
    Megawati Soekarnoputri untuk melindungi pejabat-pejabat PT Newmont, perusahaan
    tambang emas asal AS, yang dituduh membuang limbah beracunnya di Teluk Buyat,
    Sulawesi Utara. Itulah salah satu ''perlindungan dan lobi'' bagi perusahaan
    pertambangan emas transnational Newmont yang ampuh. Hal yang senada dalam kasus
    berbeda, niscaya dilakukan pula oleh Monsanto. Maklumlah lobi jalur government
    to government ini sangat efektif karena pengaruhnya sangat luas.

    Sekarang persoalannya terletak pada keteguhan pejabat-pejabat negara
    sasaran Monsanto. Jika pejabat tersebut teguh dan tak terpengaruh lobi
    Monsanto, perusahaan ini pun bakal pergi. Di negara-negara Eropa seperti
    Jerman, Prancis, dan Italia lobi Monsanto gagal total. Departemen Kesehatan
    Itali misalnya secara tegas menolak kehadiran jagung transgenik (GMO) yang
    diproduksi Monsanto karena khawatir kandungan kimia dan biologis jagung ini
    akan merusak lingkungan dan kesehatan manusia.

    Bulan Maret 2001 lalu polisi Itali juga menggrebek kantor Monsanto di
    Roma dan mereka menemukan 112 ton bbit jagung transgenik yang siap disebarkan
    secara ilegal kepada para petani. Hal yang sama terjadi di Jerman.
    Produk-produk bibit transgenik Monsanto dilarang memasuki negeri pembuat mobil
    papan atas itu. Dengan melihat sepak terjang Monsanto dan bahaya lingkungan di
    masa depan akibat tersebarnya bibit tanaman pangan transgenik (jagung, kedelai,
    gandum, kentang, tomat, apel, dan lain-lain) kini Uni Eropa secara tegas
    melarang Monsanto menjual bibit-bibit GMO-nya ke sana.

    Hilangnya pasar di Eropa tersebut, membuat Monsanto aktif bergerilya ke
    negara-negara dunia ketiga, khususnya Asia dan Afrika. Hampir semua negara
    Asia, kecuali Jepang, Filipina, dan India yang pendidikannya maju, menerima
    rayuan Monsanto. Sejumlah LSM lingkungan yang memperingatkan munculnya tragedi
    lingkungan di masa depan akibat pestisida dan bibit transgenik produk Monsanto
    diabaikan pemerintah masing-masing. Lobi mereka terlalu kuat dibanding teriakan
    LSM.

    Di negara-negara yang ''lunak'' ini, Monsanto berkembang pesat. Dia tidak
    saja bisa menjual produk-produk kimianya secara bebas di pasar nasional, tapi
    juga bisa melobi pejabat-pejabat terkait untuk membuat kebijakan agar para
    petani di Indonesia menggunakan bibit tanaman dan pestisida merek tertentu
    (Roundup, Polaris, Spark, dan lainnya). Hasilnya, produk Monsanto dipakai luas
    para petani di Indonesia yang umumnya mendapat paket kredit (benih dan
    obat-obatan) dari pemerintah. Dengan cara seperti itu, Monsanto tidak merasa
    rugi jika harus mengeluarkan duit ratusan, bahkan jutaan dolar AS untuk menyuap
    pejabat terkait.

    Cukupkah sepak terjang Monsanto sampai di situ? Tidak! Dengan kekuatan
    uang dan lobinya, Monsanto pun ikut menggolkan pelbagai perundang-undangan yang
    akan menguntungkan bisnisnya. Greenpeace, misalnya, menuduh Monsanto telah
    membiayai penggolan (penyuksesan) undang-undang privatisasi air, rekayasa
    genetik, dan hormon-hormon pertumbuhan. Saat ini masalah-masalah tersebut,
    khususnya privatisasi air, sedang menjadi isu hangat di Indonesia.

    Setelah sukses mempromosikan ''revolusi hijau'' di Indonesia yang
    mengakibatan petani tergantung pada pestisida dan bibit Monsanto, kini
    perusahaan yang sama tengah mempromosikan privatisasi air. Yang terakhir ini
    pun sudah lolos di DPR, tapi masih menghadapi gugatan hukum oleh sejumlah
    aktivis lingkungan di Mahkamah Konstitusi (MK). Jika privatisasi air di MK juga
    lolos, percayalah masa depan petani dan lingkungan Indonesia akan rusak berat.
    Barangkali itulah sebabnya, para aktivis lingkungan menyebut Monsanto sebagai
    global corporate terrorism.

    Pemred Newsletter JICA NGO Desk, Jakarta

Tes daya ingat untuk mengetahui kekuatan memori otak kita...

 

Apakah daya ingatan anda menurun...dan gampang lupa...? Kalau anda mengalami hal itu...tidak ada salahnya melakukan test memori otak di bawah ini. Caranya baca dengan santai beberapa hal ...kemudian anda lakukan skornya. Setelah itu baru ketahuan seberapa parahkah ....memori anda melemah..? Simak artikel berikut:

Tes untuk Mengukur Kekuatan Memori Otak

Jakarta, Sering lupa meletakkan barang, lupa kata apa yang ingin diucapkan hingga lupa membayar tagihan. Eits, hati-hati mungkin Anda memiliki masalah dengan kemampuan memori di otak. Mari tes memori otak Anda!

Uji memori ini dapat membantu memberikan gambaran yang lebih baik mengenai masalah memori yang dialami. Tes ini hanyalah sebuah tes sederhana mengenai memori.

Seperti dikutip dari Howstuffworks, Sabtu (29/5/2010), cobalah untuk menjawab pertanyaan berikut:

1. Mengingat tiga kata ini apel, televisi dan domba.
2. Mengingat nama dan alamat ini: Jane Jl. Pegangsaan 5 Jakarta Pusat.
3. Apakah mengalami kesulitan dalam mengingat segala hal yang telah dilakukan selama beberapa minggu terakhir?
4. Apakah sangat sulit untuk mengingat daftar yang harus dilakukan?
5. Apakah mengalami penurunan kemampuan menghitung di kepala?
6. Apakah pernah mengalami lupa membayar tagihan?
7. Apakah kesulitan mengingat nama?
8. Apakah mengalami kesulitan mengenali seseorang yang seharusnya Anda kenali?
9. Apakah mengalami kesulitan menemukan kata yang tepat untuk diucapkan?
10. Apakah mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas sederhana, seperti penggunaan microwave atau kompor gas?
11. Apakah mudah lupa ini mengganggu kinerja di tempat kerja?
12. Apakah mudah lupa ini mengganggu kerjaan di rumah?
13. Apakah mudah lupa ini mengganggu kerjaan di dalam kegiatan sosial?
14. Sebutkan tiga nama gubernur di provinsi Anda? (menyebutkan 3 maksimal dapat 3 poin, sebut 1 dapat 1 poin)
15. Sebutkan lima presiden terakhir? (menyebutkan 5 maksimal dapat 5 poin, sebut 1 dapat 1 poin)
16. Apa menu makan malam selama dua hari yang lalu? (maksimal 6 poin, sebut 1 dapat 1 poin)
17. Apa dua film yang terakhir Anda tonton? (maksimal 2 poin, sebut 1 dapat 1 poin)
18. Tuliskan kembali tiga kata yang ada di awal tes? (maksimal 3 poin, sebut 1 dapat 1 poin)
19. Tuliskan nama dan alamat yang ada di awal tes? (maksimal 2 poin, jika hanya nama atau alamat yang disebut dapat 1 poin)

Berilah nilai 1 poin setiap jawaban 'tidak' dan tidak mendapat poin jika jawabannya 'Ya'. Untuk pertanyaan no 3-13 (maksimal nilainya 11 poin).

Sedangkan untuk setiap pertanyaan yang tidak bisa dijawab dengan benar atau ragu-ragu berilah nilai 1 poin. Untuk pertanyaan no 14-19 (maksimal nilainya 21 poin).

Hasil tes:
Jika nilai 28-32: memori yang dimiliki masih baik dan di atas rata-rata.
Jika nilai 22-27: memori tidak terlalu buruk, tapi memori bisa ditingkatkan dengan beberapa latihan.
Jika nilai 15-21: memori agak lemah, usahakan untuk melakukan latihan dalam membantu meningkatkan memori.
Jika nilai 0-14: memori lemah, sebaiknya mempertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan ke ahlinya.

Berbagai faktor bisa menyebabkan masalah pada memori, seperti stres, depresi, kekurangan vitamin dan adanya masalah pada peredaran darah.

Jika penyebab ini bisa ditemukan, maka masalah memori dapat teratasi dan mendapatkan hasil yang lebih baik.

sumber:detik.com

*********************************************Click untuk Kasih Makan *********************************************